27 Mei 2012

A's Journey #part2



Jumat, 25 Mei

Tepat pukul 00.00 A segera menekan tombol di telfon genggamnya. Tuuut.. tuuut.. tuuuut… krek! Halo? Ya, mereka berbincang malam itu di telfon A dan B. A bingung harus berbicara apa selain mengucapkan selamat kepada B. B juga hanya menanggapi dan membalas dengan kata Terimakasih. Kemudian alur bicara mereka mulai seperti biasa, cukup lama mereka mengobrol. Kemudian di akhiri oleh B dengan kata “Assalamualaikum” dan di jawablah oleh A “Waalaikumsalam” …krek! Telfon pun terputus. A senang masih bisa berbicara dengan B. Tidak lama B mengirim pesan dan mengucap terimakasih (lagi). A pun tidak kuat lagi untuk menahan matanya agar tetap terbuka.

Pagi hari, A sudah siap dengan membawa barang yang sudah ia persiapkan untuk B hari itu. A berangkat ke kuliah mengikuti kelas pengganti dan mengerjakan tugas. A hanya mempersiapkan dirinya untuk pergi sehari bertemu B. Di rumah ia sudah benar benar berniat akan berkunjung ke tempat B.

Pada rencananya pukul 12 siang ia berangkat dari kampus, pukul 1 siang ia pergi dan kira-kira sampai “VWXYZ” pukul 3-4 kemudian pukul 5 sore ia akan pulang kembali dan kira-kira sampai rumah pukul 8 malam. Semua sudah terencana dengan matang oleh A.

Pada kenyataannya. Ia selesai bertugas pukul 1 siang. Kemudian sampai di tempat ia akan pergi pukul 2. Ia benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan. Dalam otaknya ia berfikir bila berangkat pukul 2-setengah 3 bisa sampai pukul 6 sore  itu baru saja sampai, belum bertemu dan bisa-bisa sampai rumah pukul 9-10 malam. Ia tidak berani pulang terlalu malam seperti itu. Terlebih ia tidak pernah malam hari yang larut di kawasan tempat ia berada saat itu.

Pukul 2 siang, ia mengirim pesan kepada seorang teman sekolahnya “E” yang berada di kawasan yang sama seperti B untuk meminta izin bermalam di tempat E. Pukul setengah 3 sore ia pun memutuskan untuk pulang dan pergi esok pagi. A sudah pasrah, rencana yang sudah di buat sangat matang gagal begitu saja karena waktu yang tidak memungkinkan.

Akan tetapi A berfikir apa bila ia harus menunda keberangkatannya A sadar dan tidak yakin dapat pergi esok hari. Saat itu terlihat A begitu plin plan karena ia tidak dapat memutuskan sesuatu, A betul-betul bingung. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.

-          - Jika ia berangkat sore ini, pasti ia akan bermalam di tempat temannya, akan tetapi (banyak tapinya ya) ia tidak bawa perlengkapan untuk bermalam. Dan sebetulnya ia juga ingin bertemu temannya disana.

-          - Jika ia berangkat esok pagi, ia tidak yakin akan benar-benar berangkat dan pulang pergi dalam waktu 4-6 jam, itu tidak sebentar (sebentar kalau tidur di jalan) dan tidak yakin bila tidak kelelahan.

Bismillahirahmanirahim, akhirnya A memutuskan untuk tetap berangkat. Dengan segala niat dan pada saat itu adrenalinnya melesat naik haha. Ia pun memberanikan diri untuk naik bis yang berada di kawasan Cawang itu.

Tidak ada komentar: