Jumat, 25 Mei
Tepat pukul 00.00 A segera menekan tombol di telfon
genggamnya. Tuuut.. tuuut.. tuuuut… krek! Halo? Ya, mereka berbincang malam itu
di telfon A dan B. A bingung harus berbicara apa selain mengucapkan selamat
kepada B. B juga hanya menanggapi dan membalas dengan kata Terimakasih.
Kemudian alur bicara mereka mulai seperti biasa, cukup lama mereka mengobrol. Kemudian
di akhiri oleh B dengan kata “Assalamualaikum” dan di jawablah oleh A
“Waalaikumsalam” …krek! Telfon pun terputus. A senang masih bisa berbicara
dengan B. Tidak lama B mengirim pesan dan mengucap terimakasih (lagi). A pun
tidak kuat lagi untuk menahan matanya agar tetap terbuka.
Pagi hari, A sudah siap dengan membawa barang yang sudah ia
persiapkan untuk B hari itu. A berangkat ke kuliah mengikuti kelas pengganti
dan mengerjakan tugas. A hanya mempersiapkan dirinya untuk pergi sehari bertemu
B. Di rumah ia sudah benar benar berniat akan berkunjung ke tempat B.
Pada rencananya pukul 12 siang ia berangkat dari kampus,
pukul 1 siang ia pergi dan kira-kira sampai “VWXYZ” pukul 3-4 kemudian pukul 5
sore ia akan pulang kembali dan kira-kira sampai rumah pukul 8 malam. Semua
sudah terencana dengan matang oleh A.
Pada kenyataannya. Ia selesai bertugas pukul 1 siang.
Kemudian sampai di tempat ia akan pergi pukul 2. Ia benar-benar tidak tau apa
yang harus ia lakukan. Dalam otaknya ia berfikir bila berangkat pukul
2-setengah 3 bisa sampai pukul 6 sore
itu baru saja sampai, belum bertemu dan bisa-bisa sampai rumah pukul
9-10 malam. Ia tidak berani pulang terlalu malam seperti itu. Terlebih ia tidak
pernah malam hari yang larut di kawasan tempat ia berada saat itu.
Pukul 2 siang, ia mengirim pesan kepada seorang teman sekolahnya
“E” yang berada di kawasan yang sama seperti B untuk meminta izin bermalam di
tempat E. Pukul setengah 3 sore ia pun memutuskan untuk pulang dan pergi esok
pagi. A sudah pasrah, rencana yang sudah di buat sangat matang gagal begitu
saja karena waktu yang tidak memungkinkan.
Akan tetapi A berfikir apa bila ia
harus menunda keberangkatannya A sadar dan tidak yakin dapat pergi esok hari.
Saat itu terlihat A begitu plin plan karena ia tidak dapat memutuskan sesuatu,
A betul-betul bingung. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.
- - Jika ia berangkat sore ini, pasti ia akan
bermalam di tempat temannya, akan tetapi (banyak tapinya ya) ia tidak bawa
perlengkapan untuk bermalam. Dan sebetulnya ia juga ingin bertemu temannya
disana.
- - Jika ia berangkat esok pagi, ia tidak yakin akan
benar-benar berangkat dan pulang pergi dalam waktu 4-6 jam, itu tidak sebentar (sebentar
kalau tidur di jalan) dan tidak yakin bila tidak kelelahan.
Bismillahirahmanirahim, akhirnya A memutuskan untuk tetap
berangkat. Dengan segala niat dan pada saat itu adrenalinnya melesat naik haha.
Ia pun memberanikan diri untuk naik bis yang berada di kawasan Cawang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar